Karya ini merupakan pemenang pertama
sayembara Gedung Pusat Pelayanan Akademik Universitas Negeri Makassar.
Ini merupakan karya kami yang pertama untuk gedung tinggi (17 lantai).
Tim desain: yu sing, benyamin k narkan, eguh murthi pramono, iwan
gunawan.
KONSEP DESAIN
kami percaya bahwa:
1. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang agung, besar, luas, dalam, megah, dan Makassar adalah salah satunya.
2.
Nilai-nilai filosofi, budaya, dan arsitektur tradisional merupakan
potensi yang besar sebagai sumber inspirasi yang tidak pernah lapuk oleh
zaman.
3. Adaptasi potensi dan kebijakan lokal tersebut terhadap
konteks masa kini merupakan langkah penting untuk memelihara dan
sekaligus mengembangkan kekayaan budaya daerah.
4. Penggalian
rangkaian adaptasi kekayaan nilai-nilai tersebut sebagai sumber
inspirasi desain arsitektur akan menghasilkan arsitektur kelas dunia
tanpa kehilangan identitas dan konteks lokal.
Konsep dasar :
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM didesain sebagai ikon baru bagi UNM,
kota Makassar, dan sekaligus Sulawesi Selatan. Eksplorasi desain GPPA
UNM mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber
inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah
hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa / empat persegi), dan
maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan
keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan detail-detail solusi desain
yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya mampu membentuk lingkungan
kampus masa kini yang berkelas internasional.
GPPA UNM sebagai IKON
BARU yang merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem
fasade Hiperbolic Paraboloid, merupakan ekspresi futuristik dari
aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangunan Pusat
Pelayanan Akademik UNM merupakan perwujudan dari serangkaian makna,
fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok
arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur
GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki
keagungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM
Seperti
pada Rumah Tradisional Makassar yang terdiri dari 3 bagian (kolong/awa
bola, badan/lotang, dan kepala/rakkeang) dan dipengaruhi struktur kosmos
(alam bawah, alam tengah, dan alam atas), GPPA UNM juga teriri dari 3
bagian:
Bagian bawah berupa kolong/panggung.
Bagian kolong ini
posisinya terletak 2 meter di atas jalan agar bangunan terlihat lebih
megah dari lingkungan sekitarnya. Lantai kolong ini didesain menyatu
dengan lansekap yang didesain miring sampai ke pedestrian keliling
lahan.
Bagian badan berupa podium.
Podium terdiri dari 3 lantai,
simbol dari 3 bagian badan pada Rumah Tradisional Makassar (bagian
depan/lotang risaliweng, ruang tengah/Lotang ritenggah, dan ruang
belakang/Lontang rilaleng). Bagian podium ini juga bermakna ganda
sebagai simbol dari tanah dan air.
Bagian kepala berupa menara.
Menara
terdiri dari 12 lantai yang merupakan metafora dari layar perahu Pinisi
dan juga bermakna ganda sebagai simbol dari angin dan api.
KAKI
Bangunan
kaki terdiri dari 2 bagian yaitu bagian landasan dan kolong. Bagian
landasan merupakan 1 lantai semi besmen yang berfungsi sebagai area
parkir dan servis. Bagian landasan ini didesain seolah-olah terletak di
bawah lansekap yang ditinggikan sampai 2 meter, membentuk pagar alami
sekeliling lahan. Seluruh lahan di sekeliling bangunan difungsikan
sebagai hutan universitas. Di depan landasan bagian Barat terdapat danau
buatan yang cukup luas berbentuk segitiga dengan kolam-kolam yang
berundak mengalir ke arah kolam. Danau buatan ini berfungsi sebagai
kolam penyaringan alami dari air hujan dan air kotor bekas pakai yang
akan digunakan kembali sebagai sumber air bersih untuk penyiraman toilet
dan taman.
Bagian kolong merupakan ruang terbuka di bawah podium
sebagai ruang sosialisasi bersama. Ketinggiannya 1,5 kali ketinggian
lantai lainnya untuk memberikan kesan luas dan lega. Di lantai ini
terdapat fungsi kantin kampus yang sifatnya semi terbuka. Bagian
landasan yang menghadap ke arah kampus eksisting didesain sebagai
amphitheater dengan tangga-tangga sebagai tempak duduk di sepanjang sisi
Timur bangunan.
BADAN
Bangunan Podium memiliki denah yang
berbentuk trapesium dengan sisi miringnya menghadap ke jalan utama pada
sisi Barat. Bangunan yang miring merupakan respon terhadap sudut lahan
dan juga sebagai strategi untuk memperpanjang fasad bangunan serta
sebagai kontrol visual dari luar bangunan. Orang di luar lahan akan
selalu melihat bangunan secara perspektif untuk meningkatkan kualitas
visual ruang kota. Dalam proses desain, bangunan podium dibelah menjadi 4
bagian sesuai dengan simbol falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan
yang terdiri dari empat persegi (makna 4 unsur/kesadaran manusia akan
diberikan metafora ke dalam bagian bangunan yang lainnya).
Bangunan
terbelah menjadi 4 bagian (yang terinspirasi dari deretan perahu pinisi
di pinggir pantai) menciptakan lorong angin dan jalur masuk bagi cahaya
matahari ke dalam seluruh ruang-ruang dalam podium. Tepat di tengah
sumbu axis bagian belakang bangunan menara, terdapat void kosong
berbentuk elips yang memotong bangunan podium. Di bagian paling bawah
void berfungsi sebagai kolam air mancur yang selalu bergemericik dengan
ramp yang mengelilingi void. Void kosong di bagian tengah merupakan
metafora dari lingkaran berwarna terang di pusat logo UNM, yang
dijelaskan sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian. Di puncaknya terdapat exhaust turbine untuk mengalirkan uap
kolam sebagai elemen pendinginan suhu bangunan, merupakan yang metafora 3
layar segitiga yang menghadap ke arah void.
Bangunan podium juga
merupakan metafora dari unsur tanah dan air. Dinding bangunan podium
berupa kaca reflektor sinar matahari yang berwarna kecoklatan seperti
warna tanah, dengan sirip-sirip penahan matahari yang terbuat dari
stainless steel yang memantulkan cahaya seperti air. Sirip-sirip ini
juga didesain sebagai bagian dari façade bangunan dengan pola ombak.
KEPALA
Bangunan
menara memiliki denah berbentuk trapesium simetris, dengan façade pada
kedua sisi miringnya (sisi Utara dan Selatan) menggunakan sistem
struktur HIPERBOLIC PARABOLOID. Façade menara mengalami rotasi secara
ritmik membentuk ekspresi bangunan yang dinamis. Dengan menggunakan
sistem hiperbolic paraboloid tersebut, façade menara merupakan metafora
dari layar utama perahu pinisi. Kanopi-kanopi horisontal pada façade
sisi Utara dan Selatan ini dapat juga berfungsi sebagai photovoltaic
untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik. Pada façade sisi
Barat dan Timur menara terdapat dinding ornamen 3 dimensi yang terbentuk
dari rangkaian bidang-bidang segitiga, sebagai penahan matahari.
Bentuk
bangunan menara menjadi semakin atraktif karena memiliki bentuk visual
yang berlainan bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pada puncak
menara terdapat rangkaian pipa yang berirama yang dapat difungsikan
juga sebagai menara telekomunikasi. Bangunan menara juga merupakan
metafora dari unsur angin dan api. Façade layar mewakili unsur angin,
sedangkan puncak menara merupakan penyederhanaan dari bentuk lidah api.
HEMAT ENERGI
Panggung,
lorong angin, kolam, danau buatan, taman atap (di atas podium), hutan
universitas dan ventilasi silang bangunan merupakan serangkaian sistem
yang bekerja untuk mendinginkan suhu di sekitar bangunan, serta
memberikan kesejukan dan ketenangan.
Danau buatan berfungsi sebagai sistem penyaringan air kotor dan air hujan untuk digunakan kembali.
Bangunan yang terbelah-belah memungkinkan cahaya alami dapat menerangi semua ruang dalam.
Sirip-sirip secondary skin dan kaca reflektor matahari mengurangi radiasi panas matahari langsung.
Kanopi-kanopi
photovoltaic (pada façade samping menara) dan kincir angin vertikal
(pada taman atap podium) sebagai sumber energi listrik berkelanjutan.
Saat ini sudah ada teknologi photovoltaic yang dapat langsung digunakan
sebagai energi pendingin ruangan / AC tanpa melalui konversi menjadi
energi listrik. Dengan demikian tidak akan ada energi yang terbuang di
dalam proses konversi energi.
RAMAH LINGKUNGAN
Lansekap GPPA
UNM didesain seoptimal mungkin untuk mendukung proses belajar dan
sosialisasi antar penghuni kampus yang nyaman. Seluruh lahan di
sekeliling bangunan dimanfaatkan sebagai lansekap yang menjadi bagian
dari bangunan dan meningkatkan kualitas ruang di dalam kompleks kampus
UNM.
Berbagai elemen lansekap yang utama adalah:
Hutan kampus di sekeliling bangunan GPPA UNM.
Hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh antara lain berfungsi sebagai:
- penyaring debu dan kebisingan suara dari jalan dan lingkungan sekitar.
- sumber penghasil Oksigen dan penyerap polutan.
- pembentuk ekosistem baru bagi berbagai burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya.
- pagar pembatas alami antara jalan / orang luar dengan bangunan / penghuni kampus.
Pemisahan antara jalur kendaraan dengan jalur pejalan kaki.
Parkir
dan drop off kendaraan diletakkan pada lantai semi besmen, jalan
penghubung antara kampus eksisting dengan GPPA UNM dialihfungsikan
menjadi jalur pedestrian dengan pohon-pohon peneduh di kiri-kanannya.
Danau buatan dan kolam elips.
Danau buatan dan kolam elips di antara bangunan yang menimbulkan suara gemericik air sebagai elemen meditatif.
Ruang terbuka bersama.
Ruang
di bawah podium sebagai ruang terbuka bersama yang dilengkapi dengan
kantin kampus, berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan
fasilitas hot spot.
Teater terbuka.
Amphitheatre sebagai
penghubung antara ruang terbuka bersama dengan kampus eksisting.
Amphitheatre ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melakukan
berbagai pertunjukkan seni dan budaya atau acara informal lainnya.
Taman atap.
Taman
di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber inspirasi, yang
juga turut membantu mengurangi dampak pemanasan global dengan
mengembalikannya sebagai ruang hijau.